tulisan 2 : hubungan interpersonal
tulisan 2
Hubungan
Interpersonal
Definisi Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita
berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi
juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita
berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan
relationship.
A.
Model-model Hubungan Interpersonal.
Ada
4 model yang menjelaskan mengenai Hubungan Interpersonal, yaitu :
·
Model Pertukaran Sosial.
Model ini menjelaskan tentang hubungan
interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang yang berhubungan orang lain
karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam model ini juga
dalam melakukan hubungan terhadap orang lain, dapat dilihat dari dua segi yaitu
segi ganjaran ( akibat positif) dan segi biaya (akibat negatif). Jadi apabila
seseorang berhubungan dengan orang lain dapat menghasilkan ganjaran (dinilai
baik oleh seseorang). Apabila menghasilkan biaya (munculnya konflik atau
menghabiskan waktu dalam kesia-siaan bila tidak terjadi hubungan tersebut).
·
Model Peranan.
Model ini menganggap bahwa Hubungan
Interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan
peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan
interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan
peranannya. Individu akan
dipandang baik bila dapat memainkan perannya yang sesuai ekspektasi
lawan hubungannya. Bila individu tersebut bertindak jauh dari ekspektasinya, maka hubungan
interpersonalnya cenderung akan menjadi lebih renggang dan tidak bisa
melakukan hubungan interpesonalnya dengan baik.
·
Model Permainan.
Dalam model ini hubungan interpersonal
digunakan sebagai analisis transaksional dimana manusia dapat diklasifikasikan
dalam tiga karakter, yaitu kepribadian
anak-anak, dewasa, dan orang tua. Hubungan interpersonal dalam model ini menjelaskan bahwa setiap individu saling
berhubungan dengan individu-individu lain yang terlibat dalam berbagai macam
permainan. Kepribadian dasar dalam model permainan ini yaitu :
Ø Kepribadian
anak-anak : kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman masa
kanak-kanak yang mengandung potensi, intuisi, spontanitas, kreativitas dan
kesenangan.
Ø Kepribadian
dewasa : bagian dari kepribadian yang mengolah informasi secara rasional.
Ø Kerpibadian
orang tua : aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima
dari orang tua atau yang dianggap sebagai orang tua.
·
Model Interaksional.
Model ini memandang hubungan
interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat
struktural, integratif dan medan. Semua sistem tersebut terdiri dari
subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu
kesatuan. Selanjutnya , semua sistem tersebut mempunyai kecenderungan untuk
memelihara dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrum dari sistem terganggu,
segera akan diambil suatu tindakannya. Setipa hubungan interpersonal harus
dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspetasi dan pelaksanaan
peranan. Jadi dalam model ini menjelaskan bahwa hubungan interpersonal
menghubungan dari berbagai model yaitu pertukaran sosial, peranan, dan
permainan. Sehingga terjadi suatu interaksi yang terjadi dalam berhubungan
dengan orang lain.
B.
Memulai Hubungan, Pembentukan kesan
& ketertarikan interpersonal dalam memulai hubungan.
Ada
beberapa tahap dalam memulai atau menjalin hubungan.
·
Pembentukan .
Tahap inin sering disebut dengan tahap
perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses
perkenalan. Fase pertama adalah fase kontak yang permulaan. Dimana fase ini
ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya.
Bila mereka mendapatkan kesamaan dalam hal sikap, atau penilaiannya, maka akan
mulai dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari
meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga
dsb. Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat
dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu :
Ø Informasi
demografis,
Ø Sikap
dan pendapat (tentang orang/objek),
Ø Rencana
yang akan datang,
Ø Kepribadian,
Ø Perilaku
masa lalu,
Ø Orang
lain, serta
Ø Hobi
dan minat.
·
Peneguhan hubungan.
Dalam Hubungan Interpersonal tidaklah
bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh
hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk
mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu : keakraban, kontrol, respon yang tepat dan nada
emosional yang tepat.
Faktor-faktor tersebut akan menjelaskan
bagaimana caranya dalam suatu keseimbangan dalam melakukan hubungan, diantara
lain :
ü Faktor
pertama adalah keakraban yaitu pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan
interpersonal akan terjaga dan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat
tentang tingkat keakraban yang diperlukan.
ü Faktor
kedua adalah kontrol yaitu kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol
siapa. Dan bilamana jika dua orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum
mengambil kesimpulan, siapakah yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang
menentukan, dan siapakah yang dominan. Konflik terjadi umumnya bila
masing-masing pihak ingin berkuasa atau tidak ada pihak yang mau mengalah. Oleh
karena itu dibutuhkan kontrol diri dalam hal hubungan interpersonal.
ü Faktor
ketiga adalah ketepatan respon atau respon yang tepat. Dimana respon A harus
diikuti oleh respon yang sesuai dari B. Misalnya, dalam suatu percakapan harus
mempunyai respon yang sesuai seperti pertanyaan harus disambut dengan jawaban,
lelucon dengan tertawa, permintaan keterangan dengan penjelasan. Respon
tersebut bukan saja berkenaan dengan pesan verbal saja, akan tetapi juga pesan
nonverbal pun ada. Jika dalam pembicaraan yang serius dijawab dengan jawaban
yang main-main. Maka hubungan interpersonalnya mengalami keretakan. Ini berarti
kita sudah memberikan respon yang tidak tepat.
ü Faktor
keempat adalah keserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang
berlangsung atau nada emosional yang tepat. Walaupun keserasian mungkin saja
terjadi interaksi antara dua orang dengan suasana emosional yang berbeda,
tetapi interaksi itu tidak akan stabil. Kemungkinan besar salah satu pihak akan
mengakhiri interaksi atau mengubah suasana emosi.
Ketertarikan
interpersonal
Menurut
Baron dan Byrne (2006), Interpersonal Attraction adalah penilaian seseorang
terhadap sikap orang lain, dimana penilaian ini dapat diekspresikan melalui
suatu dimensi, dari strong liking sampai dengan strong dislike. Dalam
memulai hubungan butuh ketertarikan interpersonal. Apabila penilaian dalam
suatu hubungan menjadi buruk, itu berarti interaksi kedua nya dalam tingkat mild dislike yaitu interaksi sebagi penggagu saja.
Hanya membuang waktu saja. Namun dalam memulai interaksi tingkat dasarnya
adalah netral dimana keduanya saling mengenal satu dengan lainnya. Sampai
akhirnya katahap intaksi tingkat strong liking dimana mereka berinteraksi
dengan terus menerus bertemu dan melakukan sesuatu secara bersama-sama.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi ketertarikan interpesonal.
1)
Faktor
internal
Faktor internal yang mempengaruhi dari dalam diri,
yang meliputi kebutuhan untuk berinteraksi dan pengaruh perasaan. Setiap orang
ingin berinteraksi dengan orang lain, namun di lain waktu tidak ingin berinteraksi
atau ingin sendiri. Jika dapat membuat orang lain senang saat bertemu, maka
interkasi akan lebih mudah terjalin.
2)
Faktor eksternal.
Faktor eksternal yang mempengaruhi dimulainya suatu
hubungan interpersonal adalah kedekatan ( proximity ) dan daya tarik fisik.
Witing trisno jalaran kulino, memberi arti bahwa ketika sering bertemu dengan orang disekitar kita, maka akan terbiasa melihat orang tersebut dan memungkinkan untuk menjadi lebih dekat dan jatuh cinta.
Baron dan Byrne (2008) menjelaskan bahwa kedekatan secara fisik antara dua orang yang tinggal dalam satu lingkungan yang sama seperti di kantor dan di kelas, menunjukkan bahwa semakin dekat jarak geografis di antara mereka, semakin besar kemungkinan untuk saling bertemu. Selanjutnya pertemuan itu akan menimbulkan ketertarikan.
Jangan menilai orang terlalu cepat dari tampak luar saja, karena orang tersebut bisa berbeda dengan apa yang dinilai.
Witing trisno jalaran kulino, memberi arti bahwa ketika sering bertemu dengan orang disekitar kita, maka akan terbiasa melihat orang tersebut dan memungkinkan untuk menjadi lebih dekat dan jatuh cinta.
Baron dan Byrne (2008) menjelaskan bahwa kedekatan secara fisik antara dua orang yang tinggal dalam satu lingkungan yang sama seperti di kantor dan di kelas, menunjukkan bahwa semakin dekat jarak geografis di antara mereka, semakin besar kemungkinan untuk saling bertemu. Selanjutnya pertemuan itu akan menimbulkan ketertarikan.
Jangan menilai orang terlalu cepat dari tampak luar saja, karena orang tersebut bisa berbeda dengan apa yang dinilai.
3)
Faktor interaksi.
Pada faktor interaksi, terdapat dua hal yang harus
diperhatikan yaitu persamaan – perbedaan ( similarity - dissimilarity) dan
perasaan yang dikembalikan (reciprocal liking). Miller & Perlmen( 2009)
mengemukakan bahwa sangat menyenangkan ketika menemukan orang yang mirip dengan
diri kita dan saling berbagi asal usul, minat dan pengalaman yang sama. Secara
umum kita menyukai orang yang juga menyukai kita dan sebaliknya. Dengan kata
lain, kita memberikan kembali (reciprocate) perasaan yang diberikan orang lain
kepada kita ( Dwyer, 2000).
C.
Intimasi & Hubungan Pribadi.
Pendapat
beberapa ahli mengenai intimasi, di antara lain yaitu :
·
Shadily dan Echols
(1990) mengartikan intimasi sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan
oleh saling percaya dan kekeluargaan.
·
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan
intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk
mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
·
Steinberg (1993) berpendapat bahwa
suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang
didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan
pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling
berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
·
Levinger & Snoek (Brernstein dkk,
1988) merupakan suatu bentuk hubungan yang berkembang dari suatu hubungan
yang bersifat timbal balik antara dua individu. Keduanya saling berbagi
pengalaman dan informasi, bukan saja pada hal-hal yang berkaitan dengan fakta-fakta
umum yang terjadi di sekeliling mereka, tetapi lebih bersifat pribadi seperti
berbagi pengalaman hidup, keyakinan-keyakinan, pilihan-pilihan, tujuan dan
filosofi dalam hidup. Pada tahap ini akan terbentuk perasaan atau keinginan
untuk menyayangi, memperdulikan, dan merasa bertangung jawab terhadap hal-hal
tertentu yang terjadi pada orang yang dekat dengannya.
·
Atwater (1983) mengemukakan bahwa
intimasi mengarah pada suatu
hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang
diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan
pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang
terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna
untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan
yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan
membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk
merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang
diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan
pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang
terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna
untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan
yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan
membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk
merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
Dalam
suatu hubungan juga perlu adanya companionate love, passionate love dan
intimacy love. Karena apabila kurang salah satu saja di dalam suatu hubungan
atau mungkin hanya salah satu di antara ketiganya itu di dalam suatu hubungan
maka yang akan terjadi adalah hubungan tersebut tidak akan berjalan dengan
langgeng atau awet, justru sebaliknya setiap pasangan tidak merasakan
kenyamanan dari pasangannya tersebut sehingga yang terjadi adalah hubungan
tersebut bubar dan tidak akan ada lagi harapan untuk membangun hubungan yang
harmonis dan rukun.
Komunikasi
yang selalu terjaga, kepercayaan, kejujuran dan saling terbuka pun menjadi
modal yang cukup untuk membina hubungan yang harmonis. Maka jangan kaget
apabila komunikasi kita dengan pasangan tidak berjalan dengan mulus atau selalu
terjaga bisa jadi hubungan kita akan terancam bubar atau hancur. Tentu saja itu
akan menyakitkan hati kita dan setiap pasangan di dunia ini pun tidak pernah
menginginkan hal berikut.
D.
Intimasi & Pertumbuhan.
Apapun
alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam suatu keintiman, yang terutama
adalah cinta. Keintiman tidak akan bisa tumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman
berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman
adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng
kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang merah,
kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada
pasangan kita sendiri.
Keinginan
setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati,
dianggap berharga oleh pasangan kita sendiri. Namun, kita menginginkan hubungan
kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita bersama. Tempat dimana
belas kasih sayang dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah
penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita.
Hal ini
dapat disebabkan karena :
1)
kita tidak
mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh.
2)
kita tidak
menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan.
3)
kita tidak
percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang
rahasia.
4)
kita
dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup.
5)
kita memulai
pacaran bukan dengan cinta yang tulus .
DAFTAR PUSTAKA.
3. http://psikologi.or.id/hubungan-interpersonal
Komentar
Posting Komentar