rangkuman kesehatan mental

Kesehatan mental
·         Materi 1 (Penyesuaian Diri & Pertumbuhan Personal)
Penyesuaian diri adalah suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya atau proses bagaimana individu  mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungannya. penyesuian diri merupakan cara tertentu yang dilakukan individu untuk bereaksi terhadap tuntutan diri maupun tuntutan lingkungan. Jadi penyesuaian diri adalah suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan perbuatan individu dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan, dan mengatasi ketegangan, juga frustasi dan konflik secara sukses serta menghasilkan suatu hubungan yang harmonis antara kebutuhan dirinya dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup. Ada aspek-aspek untuk penyesuaian diri, diantaranya yaitu penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seseorang untuk bisa menerima diri demi tercapai suatu hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. penyesuaian sosial adalah kemauan seseorang untuk bisa mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Manusia  merupakan makhluk individu. sedangkan Manusia itu disebut individu, apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan sebuah karakter atau kepribadiannya. Dan hal itu membutuhkan sebuah proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga ialah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Jadi  setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu. Dengan adanya  naluri yang dimiliki suatu individu. Maka, ketika individu tersebut dapat melihat lingkungan di sekitarnya secara tidak langsung. maka individu akan menilai hal-hal di sekitarnya apakah  hal itu baik atau tidak. dan ketika suatu individu berada di dalam  masyarakat yang memiliki suatu  norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin yang menerapkan aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin. begitupun dalam lingkungan keluarga, misalnya suatu individu berada di lingkup keluarga yang religius maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang religius. Terjadinya perubahan pada diri seseorang secara bertahapkarena pengaruh baik dari pengalaman atau empire luar melalui panca indra. Maka akan menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri dan memunculkan yang disebut reflexions.
·         Materi 2 (Konsep Sehat & Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental)
Apa yang dimaksud sehat ? sehat adalah suatu kondisi dimana raga dalam keadaan baik dan tidak terdapat suatu penyakit. Sehat juga merupakan kondisi normal dari kehidupan manusia. Adapun hidup yang mengikuti hukum alam atau alamiah. Hidup sehat dimiliki oleh manusia atas hak asasi setiap manusia yang dilahirkan. Kadang dianggap sebagai sesuatu yang sudah ada dengan sendirinya sehingga bukan menjadi prioritas lagi. Perhatian agar orang tetap sehat masih sangat kurang dibanding terhadap orang sakit agar sehat. Adapun ilmu kedokteran berfokus hanya pada pengobatan penyakit saja dan kurang mengajarkan cara hidup sehat dan mempertahankan kesehatan. Menurut WHO, kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Sedangkan menurut UU Kesehatan RI, kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam hal ini keadaan iti adalah state yang mengacu ke statis, dengan semestinya sebagai suatu proses yang dinamis. Ada juga batas-batas tentang kesehatan, menurut WHO batasan sehat antara lain adalah : fisik, mental dan sosial.
Perkembangan zaman terus maju seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Ilmu tentang kesehatan pun mulai berkembang dari zaman pra sejarah hingga zaman modern. Pada zaman prasejarah dulu, para manusia purba sudah memiliki gangguan pada fisik atau pun kesehatan mentalnya. Sedangkan pada zaman peradaban awal ini penyakit gangguan mental mulai menjadi hal umum bahkan juga beberapa dari mereka menganggap bahwa gangguan penyakit mental dihubungkan dengan roh-roh ataupun makhluk halus. Tokoh-tokoh tersebut ialah Phytagoras, Hypocrates, Plato. Sedangkan pada zaman abad pertengahan gangguan kesehatan jiwa atau mental di zaman ini digunakan sebagai perawatan dengan cara menggunakan jimat-jimat, ritual-ritual, dan mantra-mantra juga. Banyak hal mengenai kesehatan mental akan tetapi di zaman modern ini sudah muncul dokter-dokter yang belajar tentang gangguan-gangguan mental.
Pendekatan kesehatan mental terbagi menjadi tiga orientasi yaitu : -. Orientasi klasik adalah terhindarnya individu dari gejala gangguan jiwa (neurosis) dan gejala penyakit jiwa (psikosis), yaitu berupa simptom-simptom negatif yang menimbulkan rasa tidak sehat, dan bisa mengganggu efisiensi yang biasanya tidak bisa dikuasai individu. -. Orientasi penyesuaian Diri adalah dimana seseorang akan menentukan kesehatan mentalnya ataupun orang lain. -. Orientasi pengembangan potensi adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat, maupun kreatifitas yang ada semaksimal mungkin.
·         Materi 3 (Teori Kepribadian Sehat : 3 aliran psikologi)
Ø  Aliran Psikoanalisa
Aliran psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh manusia. Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini. Menurut Freud, psikis seseorang terdiri atas kesadaran/conscious dan ketidaksadaran/unconscious. Sedangkan ada bagian lain yang disebut dengan preconscious atau prasadar. Dimana prasadar adalah stimulus-stimulus yang belum direpres sehingga dapat dengan mudah muncul kembali dalam kesadarannya. Lalu tentang kepribadian menurut freud terbagi atas 3 bagian yaitu : superego, ego, id. Superego adalah berisi kaidah-kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari lingkungannya. Ego adalah struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera. Jadi 3 bagian tersebut saling berhubungan satu dengan lain. Tetapi apabila id dan superego mengalami pertentangan pikiran diantara keduanya. Maka ego lah yang mengatasinya. Akan tetapi apabila terjadi permasalahan pada ego, maka dibutuhkan mekanisme pertahanan (defence mechanism). Kepribadian sehat menurut aliran psikoanalisa antara lain :
§  Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
§  Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar gaya hidup sehat.
§  Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego.
§  Tidak mengalami gangguan mental.
§  Dapat menyesuaikan keadaan dengan berbagai dorongan dan keinginan.
§  Mengubah pola pikir yang positif.
Dalam aliran Psikoanalisa ini bisa dibilang manusia adalah korban tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak. Aliran ini melihat dari sisi negative individu, alam bawah sadar (id,ego,superego) mimpi dan masa lalu. Oleh karena itu dalam hal ini dibutuhkan cara untuk memiliki kepribadian yang sehat. Dimana seseorang hidup dengan keadaan normal dan tidak memiliki gangguan mental yang diakibatkan oleh tekanan-tekanan masa lalu yang buruk.
Ø  Aliran Behavioristik 3 Mazhab besar
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Behaviorisme juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Kepribadian sehat menurut aliran behavioristik:
ü  Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
ü  Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman.
ü  Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif.
ü  Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri.
ü  Sifat mekanisnya mementingkan masa lalu.
ü  Menekankan pada faktor bagian.
            Jadi aliran behavioristik ialah suatu teori dimana sesorang akan diberi stimulus dan orang manusia memberikan respon yang positif dari luar. Oleh karena itu aliran ini menganggap bahwa manusia tidak memiliki sifat diri sendiri. Jadi manusia dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia dianggap tidak memiliki diri sendiri.

Ø  Aliran Humanistik
Aliran humanistik ini mengarahkan perhatiannya pada humanisasi yang menekankan keunikan manusia. Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang di kendalikan oleh nilai-nilai dan pada pilihan-pilihan sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. Kepribadian sehat menurut aliran Humanistik:
v  Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
v  Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
v  Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
v  Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
v  Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
v  Memikul tanggung jawab.
v  Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
v  Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.
·         Materi 4 (Teori Kepribadian Sehat menurut Tokoh-Tokoh Psikologi)
a.       Menurut Gordon W. Allport
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu ”gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasan dari teori Allport. Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Karakteristik kepribadian sehat menurut Allport :
·         Memiliki kebutuhan yang terus menerus dan bervariasi serta menyukai tantangan-tantangan baru. 
·         Tidak menyukai hal-hal yang rutin dan mencari pengalaman-pengalaman baru. 
·         Mengambil risiko, berspekulasi dan menyelidiki hal-hal baru. 
·         Aktivitas yang menghasilkan ketegangan. 
·         Melalui tantangan dan pengalaman baru manusia dapat bertumbuh dan berkembang. 
·         Pribadi sehat berfungsi secara sadar dan menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan yang dimiliki. 
·         Pribadi yang matang tidak dikontrol oleh trauma dan konflik masa kanak-kanak. 
·         Kebahagiaanbukan suatu tujuan hidup melainkan hasil dari keberhasilan integrasi kepribadian dalam mengejar inspirasi dan tujuan hidupnya. 
·         Kepribadian yang sehat “prinsip penguasaan dan kemampuan” Principle of mastery and competency. 
·         Proprium “Self” = Setiap pribadi memiliki keunikan masing-masing.
b.      Menurut Carl Rogers
Orang yang sehat menurut Rogers adalah orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi diri terjadi berkesinambungan, tidak statis. Aktualisasi diri adalah suatu proses yang sulit dan terkadang menyakitkan. Berkembangnya konsep diri yang sehat tergantung dari pengalman masa kecil anak akan pnerimaan dan cinta kasih (ibu). Lalu, Rogers menjelaskan tentang teori SELF untuk mengetahui kepribadian yang sehat. Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya menurut Rogers, yaitu :
1)      Keterbukaan pada pengalaman
2)      Kehidupan Eksistensial
3)      Kepercayaan terhadap organisme orang lain
4)      Perasaan Bebas
5)      Kreativitas
c.       Menurut Abraham Maslow
Maslow menggunakan piramida sebagai alat untuk menampilkan gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang terendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang tertinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
o   Kebutuhan fisiologis atau dasar
o   Kebutuhan akan rasa aman
o   Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
o   Kebutuhan untuk dihargai
o   Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Kebutuhan dasar disebut deficiency need. Karena kegagalan untuk memuaskan   kebutuhan dasar mengakibatkan individu merasakan kekurangan sesuatu. Kebutuhan meta disebut being need. Karena kebutuhan memberikan sumbangan yang lebih besar untuk tumbuh dan berkembang, dalam bentuk kesehatan yang lebih baik, usia panjang, dan memperluas efisiensi biologis. Perbedaan kepuasan antara kebutuhan dasar dengan kebutuhan meta: kebutuhan yang lebih rendah hanya menghasilkan kepuasan biologis. Sedangkan kebutuhan yang lebih tinggi memberi kepuasan biologis dan psikologis karena menghasilkan kebahagiaan yang mendalam, kedamaian jiwa, dan kebutuhan kehidupan batin.
d.      Menurut Erich Fromm
Teori erich fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatianya pada penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan nilai yang ada pada masyarakat kebutuhan dasar manusia menurut erich fromm adalah Kebutuhan akan keberhubungan kebutuhan ini adalah secara spesifik aktif dan produktif mencintai orang lain. Kebutuhan akan trandensi mengungguli alam menjadi mahluk yang kreatif kebutuhan akan kemantapan ingin meiliki rasa bersahaja pada dunia dan orang lain supaya dapat beradaptasi di dunia.
Kepribadian sehat menurut Erich from adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cintai. Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan :
1)      Hubungan
2)      Trasendensi
3)      Berakar
4)      Perasaan identitas
5)      Kerangka orientasi
a)      Kepribadian Produktif menurut Fromm, yaitu :
v  Cinta yang produktif
v  Pikiran yang produktif
v  Kebahagiaan
v  Suara hati
·         Materi 5 (Stress)
J.P.Chaplin dalam kamus lengkap psikologi mendefinisikan stres sebagai suatu keadaan yang tertekan, baik secara fisik maupun secara psikologis. Atkinson (1983), stres terjadi ketika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik maupun psikologisnya. Keadaan sosial, lingkungan, dan fisikal yang menyebabkan stres disebut stresor. Sementara reaksi orang terhadap peristiwa tersebut disebut respon stres atau secara singkat nya adalah stress. Menurut Lazarus (1999), stres adalah suatu perasaan cemas atau mengancam yang timbul ketika seseorang menginterpretasikan atau menilai suatu kondisi atau situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai. Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.
Ø  Efek Stress menurut Hans Selye
Menurut Hans Selye (1946), stres dapat dilihat dari respon fisiologis tubuh seseorang. Selye telah melakukan riset penelitian tentang stres dengan dua respon fisiologis tubuh terhadap stres yaitu : Local Adaptation Syndrome (LAS) & General Adaptation Stress (GAS).
ü  Local Adaptation Syndrome (LAS)
Dimana tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi cahaya, dll. Respon tersebut hanya berjangka pendek.
ü  General Adaptation Stress (GAS)
Merupakan suatu respon fisologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang terlibat didalamnya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku tes GAS sering dinamakan dengan sistem neuroendokrin.
Faktor-faktor yang menyebabkan stres adalah faktor individual dan faktor sosial. Tipe-tipe stres adalah tekanan, frustasi, konflik, dan kecemasan. Symptom reducing respon terhadap stres adalah pendekatan problem solving terhadap stres dengan defence mechanism untuk strategi mengatasi stres antara lain : identifikasi, kompensasi, overcompensation/ reaction formation, sublimasi, proyeksi, introyeksi, reaksi konversi, represi, supresi, denial, regresi, fantasi, negativisme, dan sikap mengkritik orang lain.    
·         Materi 6 (Coping Stress)
Menurut Lazarus coping adalah suatu cara suatu individu untuk mengatasi situasi atau masalah yang dialami baik sebagai ancaman atau suatu tantangan yang menyakitkan. Sedangkan Coping adalah cara yang dilakukan individu, dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan keinginan yang akan dicapai, dan respons terhadap situasi yang menjadi ancaman bagi diri individu.
Jenis-jenis coping ada 2 yaitu :
a)      Emotion Focused Coping : Coping yang digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress.
b)      Problem Focused Coping : Coping ini digunakan untuk bagaimana caranya menyelesaikan masalah terhadap stress.
Jenis-Jenis Coping yang Konstruktif atau Positif, yaitu :
Ø  Problem-solving focused coping
Ø  Distancing
Ø  Planful Problem Solving,
Ø  Positive Reapraisal
Ø  Self Control
Ø  Emotion-Focused Coping
Ø  Self Control
Ø  Seeking Social Support (For Emotional Reason)
Ø  Positive Reinterpretation
Ø  Active coping
Ø  Avoidant coping
Ø  Acceptance
Ø  Denial (avoidance)
·         Materi 7 (Penyesuaian Diri & Pertumbuhan)
Penyesuaian diri adalah suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya atau proses bagaimana individu  mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungannya. Adapun kebalikan dari penyesuaian diri (adjustment) adalah ketidakmampuan dalam penyesuaian diri (maladjustment). Maladjustment merupakan perilaku seseorang yang cenderung tidak bisa menyesuaikan diri nya dalam lingkungan sekitarnya. Penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai adaptasi dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip. Penyesuaian sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara efisien. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang memenuhi syarat. Penyesuaian sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positif memiliki responss emosional yang tepat pada setiap situasi. Disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya.
        Kualitas penyesuaian diri yang baik adalah banyak mengandung implikasi-implikasi yang khas bagi pertumbuhan pribadi. Ide ini terkandung dalam kriteria perkembangan diri yang berarti pertumbuhan kepribadian yang terus-menerus kearah tujuan kematangan dan prestasi pribadi. Setiap langkah dalam proses pertumbuhan dari masa bayi sampai masa dewasa harus menjadi kemajuan tertentu kearah kematangan tang lebih besar dalam pikiran, emosi, sikap dan tingkah laku. Perkembangan diri disebabkan oleh realisasi kematangan yang terjadi secara bertahap yaitu :
a.       Penekanan pertumbuhan diri
b.      Variasi dalam pertumbuhan
c.       Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
·         Materi 8 (Hubungan Interpersonal)
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan,  tetapi juga menentukan kadar hubungan  interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
Ada 4 model yang menjelaskan mengenai Hubungan Interpersonal, yaitu :
a.       Model Pertukaran Sosial : Model ini menjelaskan tentang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Dalam model ini juga dalam melakukan hubungan terhadap orang lain, dapat dilihat dari dua segi yaitu segi ganjaran ( akibat positif) dan segi biaya (akibat negatif).
b.      Model Peranan : Model ini menganggap bahwa Hubungan Interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat.
c.       Model Permainan : Dalam model ini hubungan interpersonal digunakan sebagai analisis transaksional dimana manusia dapat diklasifikasikan dalam tiga karakter, yaitu  kepribadian anak-anak, dewasa, dan orang tua. Hubungan interpersonal dalam model  ini menjelaskan bahwa setiap individu saling berhubungan dengan individu-individu lain yang terlibat dalam berbagai macam permainan.
d.      Model Interaksional : Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat struktural, integratif dan medan. Semua sistem tersebut terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan.
Ada beberapa tahap dalam memulai atau menjalin hubungan, diantara lain :
1.      Pembentukan : Tahap ini sering disebut dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan.
2.      Peneguhan hubungan : Dalam Hubungan Interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu : keakraban, kontrol, respon yang tepat dan nada emosional yang tepat.
Menurut Baron dan Byrne (2006), Interpersonal Attraction adalah penilaian seseorang terhadap sikap orang lain, dimana penilaian ini dapat diekspresikan melalui suatu dimensi, dari strong liking sampai dengan strong dislike.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketertarikan interpesonal, antara lain :
1)      Faktor internal : Faktor internal yang mempengaruhi dari dalam diri, yang meliputi kebutuhan untuk berinteraksi dan pengaruh perasaan.
2)      Faktor eksternal : Faktor eksternal yang mempengaruhi dimulainya suatu hubungan interpersonal adalah kedekatan ( proximity ) dan daya tarik fisik.
3)      Faktor interaksi : Pada faktor interaksi, terdapat dua hal yang harus diperhatikan yaitu persamaan – perbedaan ( similarity - dissimilarity) dan perasaan yang dikembalikan (reciprocal liking).
Shadily dan Echols (1990) mengartikan intimasi sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan oleh saling percaya dan kekeluargaan. Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
Dalam suatu hubungan juga perlu adanya companionate love, passionate love dan intimacy love. Karena apabila kurang salah satu saja di dalam suatu hubungan atau mungkin hanya salah satu di antara ketiganya itu di dalam suatu hubungan maka yang akan terjadi adalah hubungan tersebut tidak akan berjalan dengan langgeng atau awet, justru sebaliknya setiap pasangan tidak merasakan kenyamanan dari pasangannya tersebut sehingga yang terjadi adalah hubungan tersebut bubar dan tidak akan ada lagi harapan untuk membangun hubungan yang harmonis dan rukun.
Apapun alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam suatu keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bisa tumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang merah, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita sendiri.
Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita sendiri. Namun, kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita bersama. Tempat dimana belas kasih sayang dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita.
·         Materi 9 (Cinta & Perkawinan)
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut. Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan seksual. Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan.
Dalam hidup, kita perlu untuk mendapatkan sebuah pasangan agar tercapai apa hak dan kewajiban kita terlahir di dunia ini. Tuhan menciptakan kita secara berpasang-pasangan. Dan tuhan juga ingin menuntun kita untuk membentuk sebuah keluarga apabila kita dan pasangan kita resmi dalam suatu ikatan yang bernama pernikahan dan perkawinan.
Apa saja yang perlu kita ketahui dalam memilih suatu pasangan? Apa dia harus cantik atau ganteng? Apa dia harus kaya raya dan mempunyai perusahaan yang besar? Atau apa dia harus keturunan dari orang yang terpandang? Itu semua hanya keinginan yang dianggap realitas saja. Dibawah ini adalah bagaimana cara nya untuk bisa memilih pasangan hidup yaitu:
a.       Rajin beribadah
b.      Tidak matrealis
c.       Sehat jasmani maupun rohani
d.      Saling jujur
e.       Tidak suka berbohong
f.       Cinta dan setia
g.      Pasangan yang selalu mendukung anda
Menurut pendapat Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan juga marriage and relationship educator and coach, dia mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan. Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa diduga sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang tidak terjadi secara mencolok dan tak memiliki patokan batas waktu yang pasti.  Bisa jadi antara pasangan suami-istri, yang satu dengan yang lain, memiliki waktu berbeda saat menghadapi dan melalui tahapannya. Namun anda dan pasangan dapat saling merasakannya. Berikut ini merupakan tahap-tahap dalam seluk beluk hubungan perkawinan yaitu :
Ø  Tahap pertama : Romantic Love.
Ø  Tahap kedua    : Dissapointment or Distress.
Ø  Tahap ketiga    : Knowledge and Awareness. 
Ø  Tahap keempat: Transformation.
Ø  Tahap kelima   : Real Love. 
Dalam sebuah perkawinan tidak berarti mengikat pasangan harus sepenuhnya. Karena  dua individu ini harus dapat mengembangkan dirinya untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam suatu perkawinan tidak dapat diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan yang dialami oleh dua individu. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan tersebut yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua belah pihak.
Relasi yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tetapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, maka selalu ada hal-hal yang dapat menimbulkan sebuah konflik dalam keluarga. Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis. Akibat dari konflik yang terjadi jika keduanya tidak saling mengalah. Pada dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang berubah, berarti kita belum bisa melakukan penyesuaian diri tersebut. Karena setiap pasangan suami-istri harus mampu menyesuaikan dirinya dalam dua keluarga masing-masing. Maka, dibutuhkan waktu yang tepat agar tidak ada saling konflik satu dengan yang lain. Tumbuhnya rasa kekeluargaan dan kerukunan diantara semuanya harus diwujudkan dengan kebersamaan yang harmonis. Banyak yang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan itu sendiri. Masalah yang datang silih berganti pasti akan membuat pasangan suami-istri bisa menjadi pasangan yang solid dan mampu untuk menyelesaikan masalah dan konflik dalam keluarga.
Perceraian adalah jalan satu-satunya jika pasangan suami-istri sudah tidak lagi memiliki rasa sayang dan cinta diantara keduanya. Dan apabila mereka tidak bisa berhubungan dengan baik, maka akan berpisah dan tidak lagi menjadi satu keluarga yan sempurna lagi. Banyak keluarga yang bercerai akibat pasangannya yang memiliki ego yang lebih tinggi dan tidak ada lagi kerukunan lagi diantara mereka berdua.
Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.
Paradigma terhadap lajang cenderung memojokkan diri sendiri. Karena kita belum menemukan apa yang harus kita cari. banyak pertanyaan yang terus selalu ditanyakan kepada orang yang belum memiliki pasangan seperti : kapan menikah? Ganteng-ganteng kok ga menikah? Apakah Melajang Sebuah Pilihan? Atau belum bisa mencari jodoh ? Ada banyak alasan untuk tetap melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.
Persepsi masyarakat terhadap orang yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman, juga berubah. Seringkali kita melihat seorang yang masih hidup melajang, mempunyai wajah dan penampilan di atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria maupun wanita, mereka pun pandai bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup menjanjikan, tingkat pendidikan yang baik. Alasan yang paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi, tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan. Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan cemburu.
Melajang adalah sebuah sebuah pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati hidupnya. Pelajang akan mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah menemukan seorang yang telah cocok di hati. Kehidupan melajang bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah pemberontakan terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu jodoh yang cocok untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu bersama di hari tua.


Komentar

Postingan Populer