tulisan 1
Tulisan 1
Teori
Kepribadian Sehat
A. Menurut
Gordon W. Allport
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia,
teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai
mahkluk yang baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu
”gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan
menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan
salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasan dari teori
Allport. Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system
psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau
khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemudian Allport juga
berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat
merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan
Allport adalah tentang antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah
penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas
diri kita. Allport mengakui bahwa masa kanak-kanak mempunyai
andil dalam mewujudkan pribadi yang sehat, hanya saja hubungan itu tidak
bersifat fungsional yang berkesinambungan. Menurut Allport peranan orang tua
(ibu) mempengaruhi perkembangan proprium anak. Jika seorang anak mendapat kasih
sayang yang cukup, perasaan aman, akan menumbuhkan identitas diri dan diri akan
meluas. Demikian pula jika seorang anak yang dibesarkan dalam kondisi
tidak aman, agresif, penuh tuntutan, egosentris, pertumbuhan psikologisnya
berkurang. Sebagai seorang dewasa, orang itu akan dikontrol oleh dorongan masa
kanak – kanak dan oleh keinginan dan konflik dan mungkin mengembangakan suatu
bentuk sakit jiwa.
Menurut
Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat
yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku
menurut prinsip otonomi fungsional.
Kriteria-kriteria
kepribadian yang matang menurut Allport :
1.
Ekstensi sense of self
·
Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
·
Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
·
Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)
2.
Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
·
Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan
teman) dan compassion(pengungkapan hubungan yang penuh
hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3.
Penerimaan diri
·
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan
khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol
diri, pesan proporsional.
4.
Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
·
Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat
dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesaian tugas yang
dipilih, mengatasi berbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau
tingkah laku lain yang merusak.
5.
Objektifikasi diri: insight dan humor
·
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain.
Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara
positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6.
Filsafat Hidup
·
Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan
tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.
·
Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan
aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa
saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
Karakteristik kepribadian sehat
menurut Allport :
·
Memiliki kebutuhan yang terus menerus dan bervariasi serta menyukai
tantangan-tantangan baru.
·
Tidak menyukai hal-hal yang rutin dan mencari pengalaman-pengalaman
baru.
·
Mengambil risiko, berspekulasi dan menyelidiki hal-hal baru.
·
Aktivitas yang menghasilkan ketegangan.
·
Melalui tantangan dan pengalaman baru manusia dapat bertumbuh dan
berkembang.
·
Pribadi sehat berfungsi secara sadar dan menyadari sepenuhnya
kekuatan-kekuatan yang membimbing dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan yang
dimiliki.
·
Pribadi yang matang tidak dikontrol oleh trauma dan konflik masa
kanak-kanak.
·
Kebahagiaanbukan suatu tujuan hidup melainkan hasil dari keberhasilan
integrasi kepribadian dalam mengejar inspirasi dan tujuan hidupnya.
·
Kepribadian yang sehat “prinsip penguasaan dan kemampuan” Principle
of mastery and competency.
·
Proprium “Self” = Setiap pribadi memiliki keunikan
masing-masing.
B. Menurut
Carl Rogers
Orang
yang sehat menurut Rogers adalah orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi diri terjadi berkesinambungan, tidak
statis. Aktualisasi diri adalah suatu proses yang sulit dan terkadang
menyakitkan. Berkembangnya konsep diri yang sehat tergantung dari pengalman
masa kecil anak akan pnerimaan dan cinta kasih (ibu). Lalu, Rogers
menjelaskan tentang teori SELF untuk mengetahui kepribadian yang sehat. Terdapat
sejumlah konsep-konsep dasar dalam literature psikologi yang selama
bertahun-tahun mendukung teori self. Diantara begitu banyak teori self, kita
dapat menemukan konsep-konsep yang dikemukakan oleh Snygg and Combs, Sarbin,
Mead, dan Koffka.namun tidak ada diantara mereka yang mempunyai pengaruh besar
terhadap perkembangan teori self sebagaimana yang dilakukan oleh Carl Rogers.
Hampir memiliki kasus yang sama dengan Freud gagasan yang dikemukan oleh Carl
Rogers memiliki pengaruh besar dalam bidang konseling. Meskipun pada waktu yang
bersamaan juga telah memunculkan berbagai kontroversi. Pada bukunya Counseling
and Psychotherapy tahun 1942. Rogers terlihat mempunyai keinginan yang demikian
kuat untuk membangun individu dengan harapan setiap orang akan dapat terbebas
dari rasa cemas sehingga dapat hidup nyaman ditengah masyarakat.
Ø Peranan positif regard dalam
pembentukkan kepribadian individu.
Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan
kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari
orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang
terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat)
dan unconditional positive regard (tak bersyarat). Pribadi yang berfungsi
sepeuhnya adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat.
Mengapa? Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai
seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan.
v Ciri-ciri
orang yang berfungsi sepenuhnya menurut Rogers.
ü Keterbukaan
pada pengalaman : Individu yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel
sehingga selalu timbul persepsi baru selanjutnya ia akan mengalami banyak emosi
(emosional) baik yang positif maupun negatif.
ü Kehidupan
Eksistensial : Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana individu terbuka
terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan
selalu berubah serta cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas
pengalaman selanjutnya.
ü Kepercayaan
terhadap organisme orang lain : Pengalaman akan menjadi hidup ketika individu
membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri, dengan begitu ia akan bertingkah
laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga
ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.
ü Perasaan
Bebas : Individu yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa
adanya paksaan atau rintangan antara pikiran dan tindakan. Individu yang bebas
memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya
bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa
lampau sehingga ia dapat melihat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan
merasa mampu melakukan apa saja yang memang ingin dilakukannya.
ü Kreativitas
: Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka
sendiri akan mendorong individu untuk memiliki kreativitas dengan ciri- ciri
bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang
sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang bermacam- macam di
sekitarnya.
C. Menurut
Abraham Maslow
Maslow menggunakan piramida sebagai alat untuk
menampilkan gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow,
manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan-kebutuhan
tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang terendah (bersifat
dasar/fisiologis) sampai yang tertinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki
kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
o
Kebutuhan fisiologis atau dasar
o
Kebutuhan akan rasa aman
o
Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
o
Kebutuhan untuk dihargai
o
Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Kebutuhan dasar disebut deficiency
need. Karena kegagalan untuk memuaskan kebutuhan
dasar mengakibatkan individu merasakan kekurangan sesuatu. Kebutuhan
meta disebut being need. Karena kebutuhan memberikan sumbangan yang lebih besar
untuk tumbuh dan berkembang, dalam bentuk kesehatan yang lebih baik, usia
panjang, dan memperluas efisiensi biologis. Perbedaan
kepuasan antara kebutuhan dasar dengan kebutuhan meta: kebutuhan yang lebih
rendah hanya menghasilkan kepuasan biologis. Sedangkan kebutuhan yang lebih
tinggi memberi kepuasan biologis dan psikologis karena menghasilkan kebahagiaan
yang mendalam, kedamaian jiwa, dan kebutuhan kehidupan batin. Kebutuhan yang lebih tinggi bersifat lebih kompleks,
maksudnya kepuasan pada kebutuhan yang lebih tinggi melibatkan lebih banyak
persyaratan dan lebih kompleks dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih
rendah. Misalnya, usaha memperoleh aktualisasi diri memerlukan prasyarat: semua
kebutuhan sebelumnya telah dipuaskan dan melibatkan tingkah laku yang lebih
rumit dan canggih dibanding usaha mendapat makanan. Kebutuhan fisiologis bersifat homeostatis artinya adalah pada umumnya
kebutuhan fisiologis bersifat homeostatik (usaha menjaga keseimbangan
unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, serta kebutuhan istirahat dan seks.
Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut, semua kebutuhan
lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi
kebutuhan ini.
§ Kebutuhan Fisiologis : Pada tingkat
yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik (kebutuhan akan
udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh kekurangan (defisi)
sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. Kebutuhan ini dinamakan juga
kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan yang
sangat estrim (misalnya kelaparan) bisa manusia yang bersangkutan kehilangan
kendali atas perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut
dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu.
Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif sudah tercukupi, muncullah kebutuhan
yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa aman (safety needs).
§ Kebutuhan Rasa Aman : Jenis
kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas,
perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari
rasa takut dan cemas dan sebagainya. Karena adanya kebutuhan inilah maka
manusia membuat peraturan, undang-undang, mengembangkan kepercayaan, membuat
sistem, asuransi, pensiun dan sebagainya. Sama halnya dengan basic needs, kalau
safety needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka
pandangan seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun
perilakunya akan cenderung ke arah yang makin negatif.
§ kebutuhan rasa sayang & cinta : Setelah
kebutuhan dasar dan rasa aman relatif dipenuhi, maka timbul kebutuhan untuk
dimiliki dan dicintai (belongingness and love needs). Setiap orang ingin
mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan mesra dengan orang lain. Ia
ingin mencintai dan dicintai. Setiap orang ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan.
Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya “akar” dalam
masyarakat. Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah
kampung, suatu marga, dll. Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga akan
merasa sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja
merasa dirinya pengangguran yang tidak berharga. Kondisi seperti ini akan
menurunkan harga diri orang yang bersangkutan.
§ Kebutuhan Harga Diri : Di sisi lain,
jika kebutuhan tingkat tiga relatif sudah terpenuhi, maka timbul kebutuhan akan
harga diri (esteem needs). Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama,
adalah kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri
dan kemandirian. Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari
orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan
apresiasi dari orang lain. Orang-orang yang terpenuhi kebutuhannya akan harga
diri akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang
lain dan selalu siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan
yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization).
§ Kebutuhan Aktualisasi Diri : Kebutuhan
ini merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta kebutuhan yang tidak tersusun
secara hirarki, melainkan saling mengisi. Jika berbagai meta kebutuhan tidak
terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti apatisme, kebosanan, putus
asa, tidak punya rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan diri sendiri,
kehilangan selera dan sebagainya.
D. Menurut
Erich Fromm
Teori erich fromm adalah teori yang
menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatianya pada
penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu
membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan
nilai yang ada pada masyarakat
Kebutuhan dasar manusia menurut
erich fromm adalah Kebutuhan akan keberhubungan kebutuhan ini adalah secara
spesifik aktif dan produktif mencintai orang lain. Kebutuhan akan trandensi
mengungguli alam menjadi mahluk yang kreatif
Kebutuhan akan kemantapan ingin
meiliki rasa bersahaja pada dunia dan orang lain supaya dapat beradaptasi di
dunia. Kebutuhan akan idenditas brusaha untuk memiliki rasa idenditas personal
dan keunikan guna menciptakan rasa yang terlepas dari dunia.
Kebutuhan akan kerangka orientasi
untukmencptakan rasa yang terlepas dari dunia
Sehingga kepribadian sehat menurut
Erich from adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan
kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang
menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat
juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cintai. Fromm
mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan :
1) Hubungan
2) Trasendensi
3) Berakar
4) Perasaan identitas
5)
Kerangka orientasi
I.
Kepribadian Produktif menurut Fromm :
i.
Cinta yang produktif,
cinta yang
produktif menyangkut empat sifat yang menantang perhatian, tanggung jawab,
respek dan pengetahuan. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam
pengertian memelihara mereka), sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan
mereka, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Hal ini berarti
memikul tanggung jawab untuk orang-orang lain, dalam pengertian mau
mendengarkan kebutuhan-kebutuhan mereka juga orang-orang yang dicintai
dipandang dengan respek dan menerima individualitas mereka, mereka dicintai
menurut siapa dan apa adanya. Dan untuk menghormati mereka, kita harus memiliki
pengetahuan penuh terhadap mereka, kita harus memahami mereka siapa dan apa
secara objektif.
ii.
Pikiran yang produktif,
Pikiran yang
produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir
produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir
yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa
semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana
pemikir-pemikir didorong oleh ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara
objektif seluruh masalah.
iii.
Kebahagiaan,
Orang-orang
yang produktif ialah orang-orang yang berbahagia. Fromm menulis bahwa suatu
perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang “dalam seni
kehidupan”. Kebahagiaan merupakan prestasi (kita) yang paling hebat. Fromm
membedakan dua tipe suara hati otoriter dan suara hati humanistis.
iv.
Suara hati,
Suara hati otoriter adalah penguasa dari luar yang diinternalisasikan, yang
memimpin tingkah laku orang itu. Penguasa itu dapat berupa orang tua, Negara,
atau suara kelompok lainnya yang mengatur tingkah laku melalui ketakutan orang
itu terhadap hukuman karena melanggar kode moral dari penguasa. Suara hati
humanistis ialah suara dari diri dan bukan dari suatu perantara dari luar.
Pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal dan individual.
Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya
dan menyingkap seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan
rasa persetujuan dan kebahagiaan dari dalam. Jadi, kepribadian yang sehat dan
produktif memimpin dan mengatur diri sendiri.
Sumber :
Schultz,
Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yokyakarta : Kanisus
Komentar
Posting Komentar