manusia dan keindahan,penderitaan, keadilan, dan juga pandangan hidup.
Manusia dan keindahan.
Keindahan dalam suatu kehidupan berati hasil sebuah ciptaan seni yang dihasilkan oleh sang pencipta. Keindahan berasal dari kata indah yang berarti cantik,bagus, elok,molek dll. Kata indah tersebut mengacu terhadap apa yang kita lihat atau yang dibuat oleh hasil seni, sehingga bisa membuat perasaan seseorang yang melihatnya menjadi cantik atau bagus dipandang mata.
Keindahan dapat ditinjau dari dua pokok penilaian yaitu dari subyektif dan obyektif. Keindahan dari segi obyektif ialah keindahan yang memang ada pada obyeknya, yang diharuskan menerima sebagaimana semestinya. Sedangkan keindahan dari segi subyektif ialah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subyek yang diharuskan menghayatinya.
Jadi keindahan itu ialah sesuatu kesatuan hubungan-hubungan yang formal daripada pengamatan yang dapat menimbulkan rasa senang dan gembira. Keindahan harus memiliki estetika dalam melihat sesuatu dalam kesempurnaan kepribadian manusia. Tanpa ada estetika, manusia tidak ada lagi perasaan dan semua kehidupan yang akan menjadi steril.
Didalam keindahan juga terdapat perasaaan keindahan atau sensibilitas estetis. Karena manusia memiliki akal pikiran yangmana dapat merasakan keindahan yang ada disekitarnya. Tiap-tiap orang memiliki perasaan keindahan(kepekaan keindahan), yaitu kemampuan terpesona, tergerak oleh ciptaan yang indah, tidak acuh tak acuh, tetapi mengambil sikap(senang atau tidak senang).
Sebenarnya perasaan keindahan manusia itu tetap dari jaman ke jaman, antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya di tempat yang lain. Baik pada oarng primitif, modern, desa, kota, pria atau wanita. Namun kualitasnya berbeda, disebabkan oleh lingkungan atau kebudayaan yang berbeda-beda. Watak sensibilitas estetis ini ialah statis, tidak memperlihatkan perubahan yang berarti(principel),namun demikian dalam bidang kemanusiaan (dalam diri manusia), juga ada unsur yang dinamis.
Jadi dalam diri manusia terdapat dua unsur yaitu; unsur statis dan unsur dinamis. Unsur dinamis ialah unsur-unsur yang disesuaikan dengan kesan-kesan yang diperoleh dari dunia berubah. Sebenarnya keindahan banyak dilihat dari aspek-aspek tertentu. Aspeknya yaitu keindahan seni yangmana keindahan dapat dilihat melalui seni dan diciptakan kembali seni-seni yang baru agar muncul keindahan yang ada diseni yang baru.
Selain itu ada aspek kontemplasi yangmana artinya yaitu meditasi atau merenung yangmana untuk mencari nilai,manfaat, atau tujuan dalam menghasilkan suatu penciptaan yang baru.
Jadi, keindahan yang ada dalam diri manusia ialah memikir dan melihat yang sesuatu yang ada disekitarnya dan menjelaskan tentang seni yang diciptakan untuk menghasilkan keindahan yang sempurna apabila kehidupan manusia di dalam keindahan yang ada di sekitarnya.
ADAKAH SUARA CEMARA
Adakah suara cemara Mendesing menderu padamu Adakah melintas sepintas Gemerisik daunan lepas
Dereten bukit-bukit biru Menyeru lagu itu Gugusan mega Ialah hiasan kencana
Adakah suara cemara Mendesing menderu padamu Adakah lautan ladang jagung Mengombakan suara itu
MANUSIA DAN PENDERITAAN.
Penderitaan yang ada di dunia sungguh sangat tragis. Karena faktor alam semesta yang selalu membuat makhlik hidup sengsara. Penderitaan berasal dari kata derita dan juga berasal dari bahasa sanksekerta yaitu dhra yang berarti menanggung atau menahan. Jadi kata derita dapat diartikan sebagai menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan yang membuat manusia menjadi ketakutan yang mendalam. Dalam ketakutan manusia terdapat pada jenis-jenis ketakutan yang berbeda-beda. Jenis-jenis Ketakutan yaitu, claustrophobia dan agoraphobia, phobia terbang, dan phobia khusus. Phobia ialah sebuah shock emosional atau tekanan pada waktu tertentu. Sehingga emosi pada diri sendiri karena rasa shock atau tekanan yang berlebihan menjadi ketakutan yang tidak bisa dihilangkan.
Takut naik lift, takut pada serangga laba-laba,takut naik kendaraan umum, takut pada ruangan terbuka (agoraphobia),takut pada ruang tertutup (claustrophobia),takut kemalingan(kleptophobia) juga mempunyai arti khusus bagi individu yang bersangkutan. Phobia ini menjadi alasan untuk berpikir secara sangat khas ( pikiran obsesif) atau menjadi alasan untuk berbuat sesuatu yang khas ( tindakan kompulsif).
Selain ketakutan ada juga obsesi yang merupakan pikiran yang bersifat terpaku (parsistent) dan senantiasa berulang kembali,yang mendesakkan diri ke taraf kesadaran individu dan timbulnya tidak dapat dielakkan oleh individu yang bersangkutan. Obsesi dan phobia biasanya merupakan alasan untuk bertindak secara kompulsif. Individu yang bersangkutan tahu betul sifat yang tidak wajar dalam sikapnya.
Kompulsi ialah suatu perbuatan yang didasari dan diketahui oleh individu yang bersangkutan, akan tetapi seolah-olah dilakukannya di luar kekuasaannya, walaupun ia tahu perbuatan itu tidak wajar atau tidak masuk akal. Lalu, pengobatan dalam mengobati phobia sangat sulit untuk dicari karena belum bisa menentukan diagnosanya. Tetapi tingkah laku adalah cara lain yang dipakai sukses untuk pengobatan yang mengalami phobia.
Bagaimana menghilangkan rasa takut pada diri kita sendiri ? caranya mengubah tingkah laku atau cara pandang kita yang takut terhadap hal yang dianggap itu sulit menjadi mudah. Latihlah diri sendiri untuk menghilangkan rasa takut secara menentang atau menolak pengaruh dari gangguan-gangguan itu agar kita bisa dapat mengubah cara pandang kita terhadap ketakutan tersebut.
Manusia adalah makhluk sosial yang mengalami bermacam-macam liku kehidupan. Dimana di dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya akan selalu tergantung dengan manusia lain. Dalam hal ini penderitaan juga membicarakan tentang frustasi yangmana istilah tersebut bagi orang dewasa masih tergolong istilah yang baru dan asing. Oleh karena itu , kadang-kadang di antara kita baik secara sengaja atau tidak, terjadi kesalaha dalam pemakaian istilah tersebut pada tempat yang sebenarnya.
Frustasi merupakan suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi keinginannya. Jadi dari arti tersebut dapat dianalisis, bahwa seseorang dapat mengalami frustasi, apabila obyek dan tujuannya tidak tercapai karena satu atau beberapa hal yang manghalanginya.
Penyebab frustasi adalah mengalami tekanan dan gangguan emosional yang dapat menyebabkan frustasi. Adapun gejala-gejala yang membuat frustasi adalah :
· Perasaan lesu
· Cemas
· Perasaan hati yang tidak menentu
· Perubahan ritme tidur
· Perubahan kebiasaan atau cara hidup
Akibatnya terjadi kegagalan dalam kehidupannya, dan menderita selama kegagalan itu masih ada.
Jadi manusia dan penderitaan merupakan suatu tekanan yang terjadi pada manusia dalam menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan di sekitarnya.
MANUSIA DAN KEADILAN.
Keadilan didunia sangat berbeda-beda dalam mengartikannya. Karena keadilan merupakan suatu tindakan manusia yang harus dikendalikan oleh diri sendiri apabila melakukan suatu kesalahan.
Dalam kehidupan, setiap manusia dalam melakukan aktifitasnya pasti pernah menemukan perlakuan yang tidak adil atau bahkan sebaliknya, melakukan hal yang tidak adil. Dimana pada setiap diri manusia pasti terdapat dorongan atau keinginan untuk berbuat kebaikan “jujur”. Tetapi terkadang untuk melakukan kejujuran sangatlah tidak mudah dan selalui dibenturkan oleh permasalahan – permasalahan dan kendala yang dihadapinya yang kesemuanya disebabkan oleh berbagai sebab, seperti keadaan atau situasi, permasalahan teknis hingga bahkan sikap moral.
Dampak positif dari keadilan itu sendiri dapat membuahkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi. Karena ketika seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba untuk bertanya atau melalukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri. Nah… cara itulah yang dapat menimbulkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi seperti demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apabun hingga bahkan membalasnya dengan berdusta dan melakukan kecurangan.
Keadilan adalah pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap antara hak dan kewajiban. Setiap dari kita “manusia” memiliki itu “hak dan kewajiban”, dimana hak yang dituntut haruslah seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan sehingga terjalin harmonisasi dalam perwujudan keadilan itu sendiri.
Keadilan pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dibumi ini dan tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan. Menurut Aristoteles, keadilan akan dapat terwujud jika hal – hal yang sama diperlakukan secara sama dan sebaliknya, hal – hal yang tidak semestinya diperlakukan tidak semestinya pula. Dimana keadilan memiliki cirri antara lain ; tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas. Arti moralitas disini adalah sama antara perbuatan yang dilakukan dan ganjaran yang diterimanya. Dengan kata lain keadilan itu sendiri dapat bersifat hokum.
Keadilan itu sendiri memiliki sifat yang berlawanan dengan dusta atau kecurangan. Dimana kecurangan sangat identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan.
Banyaknya Kecurangan pada dasarnya merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi serakah, tamak, rakus, iri hati, matrealistis serta sulit untuk membedakan di antara hitam dan putih dan juga mengkesampingkan nurani dan sisi moralitas.
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecurangan antara lain ;
1. Faktor ekonomi. Setiap berhak hidup layak dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai makhluk yang lemah, tempat yang membuat dosa, sangat rentan sekali dengan hal – hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan. Menghalalkan segala cara untuk mencapai sebuah tujuan semu tanpa melihat orang lain disekelilingnya.
2. Faktor Peradaban dan Kebudayaan sangat mempengaruhi dari sikapdan mentalitas individu yang terdapat didalamnya “system kebudayaan” meski terkadang halini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang membutuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani hamper pada setiapindividu didalamnya sehingga sangat sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakan keadilan.
3. Teknis. Hal ini juga sangat dapat menentukan arah kebijakan bahkan keadilan itu sendiri. Terkadang untuk dapat bersikapadil,kita pun mengedepankan aspek perasaan atau kekeluargaan sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan. Atau bahkan mempertahankan keadilan kita sendiri harus bersikap salah dan berkata bohong agar tidak melukai perasaan orang lain. Dengan kata lian kita sebagai bangsa timur yang sangat sopan dan santun.
4. dan lain sebagainya.
Keadilan dan kecurangaan atau ketidakadilan tidak akan dapat berjalan dalam waktu bersamaan karena kedua sangat bertolak belakang dan berseberangan. Dan keadilan hanya untuk dilakukan oleh orang yang bisa dikatakan jujur apabila berbuat secara baik. Sedangkan ketidakadilan hanya untuk orang yang maunya hanya berbuat curang atau licik untuk mendapatkan hak yang tidak wajar.
Manusia dan Pandangan Hidup
Pandangan hidup banyak sekali macam & ragamnya. Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri atas 3 macam :
· Pandangan hidup yang berdasarkan agama yaitu : pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
· Pandangan hidup yang berdasarkan ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
· Pandangan hidup yang berdasarkan hasil renungan yaitu : pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Dalam ajaran agama islam, pandangan hidup yang bernilai mutlak kebenarannya,kapan dimana dan siapa pun yang berpedoman pada pandangan hidup. Pada kenyataannya, islam adalah agama yang benar-benar agama yang berdasarkan oleh wahyu allah s.w.t. dan karena hal tersebut dapat dikaji kebenarannya oleh siapa pun dan kapanpun waktunya. Dari kenyataan bahwa setiap manusia yang dilahirkan pasti mengalami dua kali masa hidup yaitu di dunia dan di akhirat. Kehidupan di dunia sebagai jembatan saja untuk menuju pada kehidupan yang kekal di akhirat yang merupakan tujuan utama hidup ini. Oleh karena itu untuk mencapai cita-cita pada agama islam, segala sesuatunya telah diatur baik mengenai kehidupan di dunia maupun di akhirat dengan kebenaran yang mutlak dan abadi.
Adapun cara-cara berpandangan hidup yang baik yaitu mengenal, mengerti, menghayati, meyakini, mengabdi, mengamankan, dan penyelesaian. Yangmana diantara semuanya cara berpandangan hidup dengan baik untuk bisa dilakukan oleh manusia yang belajar cara berpandangan hidup dengan baik di dalam kelompok masyarakat.
Manusia merupakan makhluk individual dan juga makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial maka bisa dipastikan bahwa manusia itu dikatakan hidup sempurna bila ia melaksanakan interaksi sosial. Dalam mengadakan interaksi sosial manusia pasti dihadapkan pada berbagai masalah, hambatan ,tantangan, dan gangguan dalam mencapai cita-cita hidupnya atau tujuan hidupnya.
Pandangan hidup pada dasarnya memiliki unsur-unsur, yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan. Cita-cita adalah sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Kebajikan dalam hal ini, adalah nilai yang menjadi patokan usaha yang harus ditempuh untuk menggapai cita-cita. Usaha adalah hal-hal yang diupayakan sebaik mungkin untuk menggapai cita-cita yang harus dilandasi oleh keyakinan . Keyakinan diukur dengan daya pikir akal, jasmani, dan sikap maupun rasa kepada Tuhan. Hal ini yang mencirikan bahwa unsur-unsur pandangan hidup di atas saling berkaitan. Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative. Suatu ironi memang, bila manusia sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : a. Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
b. Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
c. Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya. d.Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup dalam pandangan Hidupnya. e. Sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.
Di sinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.b. Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
c. Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya. d.Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup dalam pandangan Hidupnya. e. Sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.
Sebagai tambahan, apabila pandangan hidup tesebut diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup tersebut akan menjadi ideologi. Dan jika itu berkembang lagi, hingga lingkup kerakyatan atau negara maka disebut ideologi negara.
1. Cita-cita (harapan)
Cita-cita adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada orang hiduptanpa mempunyai cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati manusia. Cita-cita yang merupakan bagian dari unsur pandangan hidup manusia, yaitu sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha ata kerja keras sendiri. Sesuatu bisa disebut dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha yang berhasil untuk mewujudkan sesuatu yang dianggap cita-cita atau harapan yang diinginkan.
2. Kebajikan atau Kebaikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral atau perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Manusia adalah seorang individu yang utuh, terdiri atas jiwa dan raga. Manusia juga memiliki hati yang ada pada hakikatnya , memihak pada kebenaran dan selalu mengeluarkan pendapat sendiri tentang kepribadian, perasaan, cita-cita, dan hal-hal lainnya. Dari yang dirasakan manusia tersebut, manusia cenderung lebih memihak pada kebaikan untuk dirinya sendiri. Inilah yang membuat sebagian manusia ‘terpilah’ menjadi manusia egois, yang seringkali seperti tidak mengenal kebajikan.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari 3 segi, yaitu :
a. Manusia sebagai pribadi, yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati.
b. Manusia sebagai anggota masyarakat atau makhluk sosial, manusia hidup bermasyarakat, saling membutuhkan, saling menolong, dan saling menghargai anggota masyarakat
c. Manusia sebagai makhluk Tuhan
Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya. Karena tingkah laku bersumber dari pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri. Terdapat tiga hal yang menjadi faktor yang mungkin dapat menjadikan seorang individu memiliki sikap tertentu, yaitu:
a.Pembawaan (hereditas) , sesuatu yang diturunkan dari orang tua pada anaknya.
b.Lingkungan, merupakan alam kedua yang melingkupi manusia dan di situ manusia baru akan terdidik dengan sendirinya agar bisa melanjutkan hidup.
c.Pengalaman, merupakan segala sifat dari keadaan-keadaan, baik itu manis ataupun pahit yang dirasakan dan cenderung sering terbesit di pikiran manusia.
3. Usaha atau Perjuangan
Usahaatau perjuangan adalah bentuk kerja keras untuk mewujudkan tujuan atau cita-cita. Tanpa adanya usaha, hidup manusia tak ada artinya. Manusia diciptakan berakal dan berindra, di mana apa yang dititipkan-Nya harus dipotensialkan sesuai kemampuannya.
4. Keyakinan atau Kepercayaan
Keyakinan atau kepercayaan berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan.
Manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda dalam meraih tujuan atau cita-cita masing-masing. Pandangan hidup ini mau tidak mau akan menjadi pedoman untuk mengantarkan mereka pada tujuan atau cita-cita tersebut. Maka yang sebaiknya dilakukan manusia adalah memikirkan, merancang, atau menentukan langkah- langkah berpandangan hidup yang baik. Jadi dalam pandangan hidup manusia harus memiliki sebuah pedoman hidup yang bisa dikatakan suatu cara berpandang hidup dengan baik dan bijaksana dalam kehidupan ini.
Komentar
Posting Komentar